Lapadnews.com, Mandailing Natal – Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Lobung, Kecamatan Lingga Bayu, Kabupaten Mandailing Natal, kembali menjadi sorotan. Sabtu (8/3), tim media memantau bahwa para pelaku tambang ilegal beroperasi dengan leluasa tanpa tindakan tegas dari Aparat Penegak Hukum (APH).
Dugaan adanya pembiaran dari pihak berwenang semakin diperkuat dengan terus berjalannya kegiatan ilegal ini, meski telah ramai diperbincangkan di media massa dan media online dalam beberapa minggu terakhir.
Upaya yang dilakukan sejauh ini hanya sebatas pemasangan spanduk imbauan, tanpa ada langkah konkret untuk menghentikan perusakan lingkungan yang terjadi.
Seorang warga Lingga Bayu berinisial H mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, aktivitas tambang emas ilegal ini telah merusak ekosistem hutan dan mencemari Sungai Batang Natal yang dulunya jernih dan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, hingga berwudhu. Namun kini, air sungai tersebut berubah menjadi keruh pekat akibat limbah tambang.
"Kami sangat keberatan dengan adanya tambang emas ilegal ini. Air sungai yang dulu bersih kini tidak bisa digunakan lagi. Bahkan pada hari Jumat pun mereka tetap beroperasi, padahal banyak masjid yang bergantung pada air sungai ini. Kami berharap pemerintah daerah dan APH segera bertindak tegas agar aktivitas ilegal ini segera dihentikan," ujar H.
Masyarakat berharap agar pihak berwenang tidak menutup mata terhadap aktivitas PETI yang hanya menguntungkan segelintir orang, tetapi berdampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan warga sekitar.
Desakan agar pemerintah dan APH segera mengambil langkah tegas semakin kuat mengingat dampak yang ditimbulkan kian meresahkan.
Pewarta (*Magrifatulloh)
Social Header