Ilustrasi Pelayanan Bank Syariah Indonesia (BSI) kepada Nasabah |
Perdagangan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (Persero) Tbk, juga dikenal sebagai BSI, melemah pada pekan lalu setelah penarikan dana oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP). Hery Gunardi, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk, juga blak-blakan tentang kondisi perusahaan.
Dalam konferensi pers BSI International Expo 2024 di Jakarta, Jumat (14/6). (Foto diambil oleh Galih Pratama) |
“Likuiditas kami ample dan solid,” kata Hery kepada media usai konferensi pers BSI International Expo 2024 di Jakarta, Jumat (14/6).
Dalam tanggapan atas pemindahan dana Muhammadiyah, Wisnu Sunandar, Sekretaris Umum BSI, sebelumnya menyatakan bahwa BSI tetap berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, baik institusi maupun individu, dengan tujuan meningkatkan inklusi dan penetrasi keuangan syariah.
Usai Muhammadiyah Tak Lagi Jadi Nasabah, Saham BSI (BRIS) Kian Tertekan Dekati 2000-an
Harga saham BRIS turun 50 poin, atau 2,29%, ke level Rp2.130 per lembar pada perdagangan Senin, 10 Juni 2024.
foto pegawai frontliner Bank BSI melayani klien (sumber foto:tribunnews.com) |
"Secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi," kata Anwar Abbas dalam pernyataan tertulis pada Rabu (5/6). Anwar Abbas menjelaskan mengapa mereka menarik penempatan dana organisasi di BRIS karena mereka dananya digunakan untuk membantu UMKM, tidak terkonsetrasi pada satu bank dan harus disebar ke bank syariah lainnya. dikutip dari katadata.co.id
Pemegang saham utama BSI terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan kepemilikan 50,83%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan kepemilikan 24,85%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kepemilikan 17,25%, dan pemegang saham lainnya dengan kepemilikan di bawah 5%.
Realisasi Dana Pihak Ketiga (DPK) PT Bank Syariah Indonesia Tbk/BSI (2021–2023), sumber:databoks.katadata.co.id |
Menurut data perdagangan saham hingga pukul 15.00 WIB, BRIS berada di zona merah sejak awal perdagangan dengan level Rp 2.240 per saham. Itu masih berada di bawah level terendahnya, yaitu Rp 2.150 per saham. Ada juga penurunan nilai kapitalisasi pasar BRIS menjadi Rp 101,02 triliun.
Peningkatan DPK BSI lebih besar dari rata-rata industri perbankan syariah nasional sebesar 10,43%.
Menurut Ade Cahyo Nugroho, Direktur Keuangan dan Strategi, BSI memiliki komposisi dana yang besar dan murah, yang memungkinkan bank bebas mengatur pembiayaan, dikutip dari CNBC Indonesia (*Red)
Social Header